Kamis, 01 November 2012

Catatan Ekspedisi: BATU LESUNG/LUTAU: ARTEFAK PRASEJARAH TONDEI YANG TAK TERAWAT

BATU LESUNG/LUTAU: ARTEFAK PRASEJARAH TONDEI YANG TAK TERAWAT

Kira-kira 50 meter sebelah selatan desa Tondei Dua dekat mata air terdapat sebuah lesung batu yang besar. Dasarnya tertanam jauh dalam tanah. Tingginya ± 1 setengah meter. Pada dinding luar lesung itu terukir gambar timbul manusia (pria dan wanita) yang seperti sedang menari. Menurut cerita orang tua-tua, benda itu merupakan benda purba peninggalan orang-orang yang pernah bermukim di daerah itu di masa lalu.
Batu Lutau
 
Di daerah dimana terdapat lesung batu itu disebut orang “Lutau”. Lutau artinya “tembak” pemberian nama ini punya sejarahnya sendiri. Konon, pada suatu hari di siang bolong tiba-tiba penghuni daerah itu dikejutkan oelh bunyi guruh yang dahsyat bagaikan beratus-ratus meriam ditembakkan pada saat yang sama. Bumi berguncang dan orang-orang ketakutan. Bunyi yang hebat itu datangnya dari daerah lesung batu. Mulai saat itu daerah itu disebut orang “lutau”.
Banyak orang telah datang melihat batu secara langsung. Baik yang dari dalam negeri maupun yang dari luar negeri sangat terkesan dengan adanya batu ini. Tidak diketahui dengan pasti siapakah yang membuat batu ini. Apakah orang Minahasa atau orang Bolaang Mongondow. Karena wilayah kepolisian Tondei ini, dulunya merupakan wilayah dari Bolaang Mongondow. Banyak bukti yang mendukung hal ini. Satu diantaranya adalah nama dari perkebunan yang ada di Tondei berasal dari kata-kata Bahasa Bolaang Mongondow: komanga’an, suka, kaluntai, bugow, neang dan sebagainya.
Gambar timbul (relief) pada dinding batu Lutau
 
Batu yang menyerupai tempat menumbuk padi itu tidak hanya satu. Menurut ekspedisi yang dilakukan oleh beberapa orang Mahasiswa Tondei, ada 3 buah batu lesung. Yang pertama di Sagai (dekat anak sungai Raanan), yang satunya ada di perkebunan Mawale (sebagian besar fisiknya sudah terkubur dalam tanah) dan yang satunya lagi ada di persawahan di ujung kampung Tondei Dua. Dari ukurannya di lutaulah yang paling besar. Masih utuh dan belum mengalami kerusakan.
Ada sumber yang mengatakan bahwa batu Lutau atau lesung itu memiliki nuansa keramat. Maka dari itu, pada waktu-waktu tertentu ada beberapa orang datang membawa sesajian. Ada anggapan bahwa batu itu adalah kuburan dari empat orang yang pernah tinggal di sekitar anak sungai Raanan itu. Ini karena ada empat gambar orang di batu itu.
Ada juga yang beranggapan bahwa sebenarnya batu itu adalah tugu tanda perdamaian antara orang Minahasa dan Bolaang Mongondow.




REFERENSI

www.waletawaya.blogspot.com, Sual, Iswan. Misteri Batu Lutau di Tondei. Suara Lolombulan dan Sinonsang.
Hasil wawancara dengan orang-orang tua di Tondei


Tidak ada komentar:

Posting Komentar